Budidaya terung
1. Syarat tumbuh
tanaman terung
Tanaman terung tumbuh hampir di setiap jenis tanah
dengan kisaran pH 5-6. Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang
pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat ditanami tanaman terung C.°-25°antara 1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18
2. Persiapan teknis budidaya
terung
Derajat keasaman
tanah (pH) perlu diukur untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada
tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pemberian kapur pertanian berfungsi
untuk menetralkan pH tanah (pH 7) atau setidaknya mendekati netral.
Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH
tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag
3. Persiapan lahan
Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah,
Pembuatan bedengan kasar dengan lebar
110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian
sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di
bawah 6,5, pemberian pupuk
kandang yang sudah difermentasi
sebanyak 20 ton/ha danpupuk
NPK 15-15-15 sebany qak 150
kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk
yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan
mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim
kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x
60 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir.
4. Persiapan pembibitan
dan penanaman
Pada persiapan
pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang
masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah,
10 liter pupuk
kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran
dimasukkan ke dalam polibag semai. kemudian benih disemaikan pada polibag.
Untuk mempercepat perkecambahan benih p ermukaan media ditutup dengan kain
goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan
media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih
disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam
07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup
harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu
basah dan dilakukan setiap pagi. Penyemprotandengan fungisida
berbahan aktif simoksanil dan insektisida
berbahan aktif imidakloprid pada umur 15 hss (hari setelah
semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai
daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan
5. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai
dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih
terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh
terhadap pengendalian hama penyakit.
6. Perempelan dan
pengikatan tanaman
Perempelan tunas
samping pada tanaman
terongdilakukan sampai dengan pembentukan cabang, baik pada cabang
utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi di atas
cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif, dimana
cabang-cabang produktif ini selalu diikuti dengan munculnya bunga. Perempelan
tunas samping dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di
bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di
bawah cabang utama bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar
tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban pada saat tanaman
sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah cabang-cabang produktif
bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di bawah
cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi seluruh daun
bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru
sangat disenangi hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga
dilakukan bagi daun tua/terserang penyakit.
7. Sanitasi lahan dan
pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya
terong meliputi : pengendalian gulma atau rumput, pengendalian air saat
musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun dan pencabutan
tanaman yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara
terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun
hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari
tinggi bedengan.
8. Pemupukan susulan
Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputipupuk
akar dan pupuk daun. Pupuk
akar diberikan dengan cara
pengocoran yaitu saat tanaman berumur 15 hst dan 30 hst berikan 3kg NPK 15-15-15 kemudian
larutkan dalam 200lt air, larutan ini dapat digunakan untuk 1000 tanaman dan
masing-masing tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan
dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan
200ml. Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK15-15-15 dilarutkan
dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan tiap tanaman 200ml.
Pupuk
daun dengan kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 hst dan 21
hst. Sedangkan kandungan Phospat, Kalium dan mikro tinggi diberikan umur 30 hst
dan 60 hst.
9. Penyakit pada tanaman terung
a. Rebah Semai
b. Layu bakteri
Penyakit ini sering
menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotansecara kimiawi
menggunakan bakterisida
dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan
dosis sesuai pada kemasan.
c. Layu fusarium
Gejala yang ditimbulkan oleh
layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang membedakan hanyalah
penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah,
memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida
berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb
hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan.
d. Busuk Phytoptora
Busuk phytopthora menyerang
semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat
kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun
terong yang terserang seperti tersiram air panas. Sedangan serangan pada buah ditandai
dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan
aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida,
simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida
kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.
e. Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh
serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai
dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian
bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan
cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannyamenggunakan bakterisida
dari golongan antibiotik dengan bahan aktifkasugamisin, streptomisin
sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan
anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.
f. Antraknosa
Antraknosa sering juga
diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman
yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu
berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan
menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang
berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat
dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora
berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan
aktif yang bisa digunakan
adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol,
danfungisida
kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
10. Hama pada tanaman
terung
a. Ulat tanah
Hama jenis ini menyerang
tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam
tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih
muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara
pengendaliannya adalah dengan pemberianinsektisida
berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam
b. Ulat grayak
Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang
sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat
dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktifsipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida,
atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
c. Ulat buah
Ulat menyerang terong dengan cara mengebor buah sambil memakannya.
Buah yang terserang akhirnya berlubang.Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida
berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos,
klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan.
d. Kutu daun
Kutu daun mengisap cairan
tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis
sehingga menggundang semut. Daun yang terserang mengalami klorosis (kuning),
menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida
berbahan aktif abamektin, imidakloprid, tiametoksam,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan.
e. Kutu kebul
Hama ini berwarna putih,
bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul
menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun
rusak.Pengendalian
hama ini dengan cara penyemprotan insektisida
berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid,
klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk
yang tertera pada kemasan.
f. Kumbang kuning
g. Lalat buah
Lalat buah menyerang buah
terong dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur
berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah
terong sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian
lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil
eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi
horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat
(misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida
berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotanmenggunakan insektisida
berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos,
klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan.
Manfaat terung
1. Sumber vitamin
Terong mengandung Vit B,
termasuk Vit B1, B3 dan B6 yang membantu tubuh anda mengubah karbohidrat
menjadi energi yang dapat membantu menghancurkan lemak dan protein.
2. Mengurangi resiko serangan jantung
Serat yang terkandung dalam
terung mampu mengurangi resiko terserang penyakit jantung. Selain itu,
kandungan beta karoten dan antioksidan juga merupakan kandungan yang mampu
mencegah serangan jantung secara tiba-tiba.
3.Mencegah Aterosklerosis
Menurut salah satu ilmuan
yang melakukan percobaan pada kelinci, bahwa kelinci yang diberi terung secara
terus menerus terbukti dapat menurunkan lemak pada pembuluh arteri mereka
sehingga dapat terhindar dari resiko Aterosklerosis.
4.Menurunkan Hipertensi
Terung memiliki kadar atu
jumlah kalium yang cukup tinggi yaitu sekitar 217mg/100gram.kandungan kalium
yang cukup tinggi ini efektif mencegah hipertensi.
5.Penurun Kolestero
Terung membantu membatasi
kandungan lemak dan kolesterol pada tubuh serta menjaga gula darah agar tetap
normal.
6.Mencegah Diabetes
Ekstra terung dapat menghambat enzim yang dapat
menyebabkan diabetes tipe 2 dengan mengontrol penyerapan glukosa da menurunkan
tekanan darah yang dapat menyebabkan Diabetes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar