Kamis, 02 Februari 2017

ARTIKEL SAWI

SAWI

A.PENGERTIAN DAN SEJARAH

            Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.
Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.

 

B.Jenis – Jenis Tanaman Sawi Budidaya

 

 

a. Sawi Hijau ( Sawi bunga )

Sawi hijau ( Brassica compestris sp. ) merupakan jenis sawi yang sangat populer di budidayakan. Tanaman sawi hijau ini memiliki batang pendek, daun berwarna keputih-putihan, dan juga memiliki rasa pahit. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan temparatur suhu normal, dan juga baik di budidayakan di dataran tinggi yang mengandung bahan organik serta unsur hara yang baik.

b. Sawi Putih ( Pak choy )

Sawi putih ( B. Juncea L ) merupakan jenis yang sangat di sukai banyak orang dan juga banyak yang membudidayakan tanaman ini. Tanaman sawi ini memiliki bentuk bunga berwarna kuning cerah, daun berwarna hijau mudah hingga tua, memiliki batang pendek dan tidak memiliki rasa. Tanaman sawi ini dapat di budidayakan di dataran rendah dan dataran tinggi dengan berbagai media, harus memiliki curah hujan baik, media tanam memiliki kandungan organik tinggi, subur da gembur. Dan cahaya matahari yang memadai.

c. Sawi Jepun ( Siow pak choi )

Sawi jepun ( Barssica camprestis sp ) merupakan jenis sayuran sawi yang banyak di budidayakan di wilayah tertentu. Tanaman ini memiliki batang pendek berwrna putih, pangkal daun bergaris atau mengkerut kebawah, berwarna hijau muda dan tua. Tanaman ini banyak di budidayakan di wilayah tertentu dengan suhu normal, cahaya matahari memadai, media tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik dan memiliki curah hujan yang baik.

d. Sawi Pahit ( Bitter mustard )

Sawi pahit ( Brassica juncea var rugosa ) merupakan salah satu jenis tanaman sawi terakhir yang paling populer di indonesia. Tanaman ini selain populer juga memiliki daya jual yang sangat tinggi dan juga mudah di budidayakan. Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau muda hingga hijau tua, memiliki batang pendek berwrna putih, bunga berwrna kuning cerah, memiliki biji mengkilap berwrna hitam dan juga memiliki rasa khas pahit. Tanaman sawi pahit ini dapat di budidayakan di dataran rendah dan tinggi, dengan suhu normal, media tanam gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik dan juga pertumbuhan yang sangat cepat.
C.MANFAAT SAWI
1. Menyehatkan Tulang
Asupan rendah vitamin K telah dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi karena patah tulang. mengkonsumsi vitamin K adalah hal penting untuk kesehatan yang baik, karena bertindak sebagai pengubah protein matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium dan dapat mengurangi ekskresi kalsium. Satu cangkir rebus sawi hijau memberikan 770 mikrogram vitamin K, yaitu lebih dari 100% dari kebutuhan harian yang direkomendasikan.
2. Mencegah Kanker
Sejak tahun 1980-an, menjaga asupan tinggi sayuran secara konsisten dapat dikaitkan dengan risiko lebih rendah menderita kolorektal dan kanker paru-paru. Sayuran ini memiliki senyawa yang mengandung sulfur yang dikenal sebagai glucosinolates, yang telah dipelajari memiliki kemampuan untuk menghambat proses kanker pada tahap perkembangan yang berbeda untuk kanker paru-paru, kolorektal, payudara, dan prostat. Studi awal baru telah menemukan bahwa glucosinolates mungkin juga efektif terhadap melanoma, kanker kerongkongan, dan kanker pancreas
Sawi hijau dan sayuran hijau lain yang mengandung klorofil dalam jumlah yang tinggi, dan telah terbukti efektif memblokir efek karsinogenik amina heterosiklik, yang dihasilkan saat memanggang makanan. Jika cenderung menyukai makanan yang dipanggang sampai gosong, pastikan untuk memasangkan sayuran hijau untuk membantu meniadakan efek ini.
Top Untuk Kanker
3. Baik Untuk Diabetes
Satu cangkir rebus sawi hijau menyediakan sekitar 8 gram serat. The Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan 21-25 g / hari untuk wanita dan 30-38 g / hari untuk pria. Sawi hijau juga mengandung manfaat antioksidan yang dikenal sebagai alpha-lipoic acid, yang telah terbukti membuat kadar glukosa yang lebih rendah, meningkatkan sensitivitas insulin dan mencegah oksidatif stres yang disebabkan perubahan pada pasien dengan diabetes. Studi asam alpha-lipoic juga menunjukkan penurunan neuropati perifer dan atau neuropati otonom di diabetes. Dari catatan, kebanyakan studi telah menggunakan asam alpha-lipoic intravena dan tidak yakin apakah suplementasi lisan akan menimbulkan manfaat yang sama.
sponsored links
Top Herbal Untuk Diabetes
Sawi hijau yang mmeiliki kandungan serat dan kadar air yang tinggi, membantu mencegah sembelit, mempromosikan keteraturan buang air besar dan mempertahankan saluran pencernaan yang sehat.
4. Menyehatkan Kulit dan Rambut
Sawi hijau juga bagus untuk kulit karena dikemas dengan manfaat vitamin A, nutrisi yang diperlukan untuk produksi sebum yang membuat rambut lembab. Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan semua jaringan tubuh, termasuk kulit dan rambut. Asupan manfaat vitamin C (satu cangkir rebus sawi hijau menyediakan lebih dari 50% dari kebutuhan harian) yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara kolagen dan memberikan struktur pada kulit dan rambut.
Kekurangan zat besi merupakan penyebab umum rambut rambut, namun hal ini dapat dicegah dengan asupan makanan yang mengandung zat besi seperti hijau hijau. Kurang mendapatkan asupan zat besi yang cukup dalam makanan, juga dapat mempengaruhi seberapa efisien tubuh menggunakan energi. Sawi hijau merupakan sumber zat besi yang besar, seperti yang terdapat pada manfaat bayam, manfaat ikan tuna dan telur.
5. Membantu Tidur dan Suasana Hati
sponsored links
Kandungan kolin dalam sawi hijau merupakan nutrisi penting untuk membantu tidur, gerakan otot, belajar dan memori. Kolin juga membantu untuk mempertahankan struktur membran sel, membantu dalam transmisi impuls saraf, membantu dalam penyerapan lemak dan mengurangi inflamasi. Folat juga ditemukan dalam kolin, yang dapat membantu depresi dengan mencegah kelebihan homosistein dari pembentukan dalam tubuh. Kelebihan homosistein, akan mengganggu produksi hormon serotonin, dopamine, dan norepinephrine yang mengatur suasana hati, tetapi juga tidur dan nafsu makan.
Rincian Gizi Sawi Hijau
Satu cangkir rebus sawi hijau mengandung :
·                                 63 kalori
·                                 5 gram protein
·                                 1 gram lemak
·                                 11 gram karbohidrat (termasuk 8 gram serat dan 1 gram gula)
·                                 lebih dari 250% dari kebutuhan harian untuk vitamin A
·                                 lebih dari 50 % dari kebutuhan harian untuk vitamin C
·                                 26% dari kebutuhan kalsium
·                                 12% zat besi
·                                 dan 10% dari kedua vitamin B-6 dan magnesium.
Selain itu, sawi hijau merupakan sumber yang sangat kaya vitamin K dan juga mengandung folat, thiamin, niacin, asam pantotenat, choline, fosfor dan kalium.
D. CARA PENANAMAN SAWI


1. PEMBENIHAN

Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor pembenihan, karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan bagus. Untuk setiap hektar lahan tanam, dibutuhkan benih sawi sebanyak 750 gram. Pada umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna kulit coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin mengkilap. Benih sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang baik. Jika benih tersebut didapat dari membeli, maka saat membeli harus diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat untuk menyimpan.

Perhatikan dan pastikan bahwa kemasan benih tersebut dalam kondisi utuh dan kemasan berbahan alumunium foil. Jika benih yang digunakan didapat dari hasil penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah yang terkait dengan kualitas benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan diambil untuk dijadikan benih harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari. Tanaman sawi yang akan dibuat benih harus terpisah dari tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang lain yang akan dilakukan, seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan benih yang akan ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di tempat penyimpanan.

2. PENGOLAHAN TANAH

Secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya sawi hijau yang dimaksud adalah melakukan penggemburan tanah dan pembuatan bedengan. Pengemburan tanah dilakukan lewat pencangkulan guna memperbaiki struktur tanah, sirkulasi udara, dan pemberian pupuk dasar guna memperbaiki fisik serta kimia tanah yang tujuannya untuk menambah kesuburan lahan. Tanah yang akan digemburkan harus bersih dari semak belukar, rerumputan, bebatuan, atau pepohonan yang tumbuh.

Tanah tersebut juga harus bebas dari benda yang menaunginya, karena tanaman sawi menyukai cahaya matahari secara langsung. Kedalaman tanah yang dicangkul mencapai 20 sampai 40 cm. Untuk penyiapan lahan, sebaiknya diberi pupuk organic, seperti pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 ton untuk setiap hektar lahan. Pupuk kandang maupun kompos diberikan saat berlangsungnya penggemburan tanah agar pupuk organik tersebut dapat cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan digunakan.

Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), harus terlebih dahulu dilakukan pengapuran, dengan tujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah. Pengapuran dapat dilakukan jauh hari sebelum penanaman benih, kira-kira 2 - 4 minggu sebelum masa tanam. Jadi waktu terbaik untuk melakukan penggemburan tanah antara 2 - 4 minggu sebelum lahan ditanami. Sedang untuk jenis kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

3. PERSEMAIAN/PEMBIBITAN

Persemaian tanaman sawi hijau dapat dilakukan melalui beberapa tahap:

a. Rumah Bibit

Dengan menggunakan bambu serta atap plastik polietilen, kita dapat membuat rumah bibit dengan lebar 1,5 meter, tinggi bagian depan 1,3 meter dan tinggi bagian belakang 1 meter, sedang untuk panjangnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bedengan pembibitan dibuat di lahan seluas 80-120 cm


b. Penyemaian

Taburkan 2 kg pupuk kandang ditambah 20 kg urea, 10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl di atas bedengan pembibitan, dua minggu sebelum benih sawi ditaburkan. Setelah benih sawi ditabur, tutupi benih tersebut dengan tanah halus setebal 1-2 cm

c. Transplanting

Transplanting dilakukan dengan mengisi panel semai pada media semai hingga penuh kemudian dibasahi dengan air. Jika benih sudah berdaun 2-3 helai, tanaman sawi sudah dapat dipindah ke panel semai. Untuk setiap satu lubang tanaman, isi dengan satu benih dan jangan lebih. Selanjutnya simpanlah panel semai di dalam rumah bibit hingga siap tanam (3-4 minggu).






4. PENANAMAN

Seminggu sebelum proses penanaman, lakukan pemupukan terlebih dahulu dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 10 ton untuk setiap hektar lahan, ditambah dengan TSP 100 kg, dan Kcl 75 kg. Benih yang telah disiapkan, ditanam di atas bedengan yang memiliki lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran tanah. Tinggi bedeng berkisar antara 20 - 30 cm, sedang jarak antar bedeng 30 cm. Untuk jarak tanam dalam bedengan adalah: 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Saat melakukan penanaman, pilihlah terlebih dahulu bibit yang baik, pindahkan bibit tersebut dengan hati-hati, lantas buat lubang berukuran 4 - 8 x 6 - 10 cm untuk menanam bibit sawi.

E. PEMELIHARAAN

Untuk proses pemeliharaan, memiliki bebrapa aspek seperti ;

a. Penyiraman

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah penyiraman. Penyiraman tergantung pada musim. Jika musim penghujan datang dan curah hujan berlebihan, maka pengurangan air harus dilakukan. Tetapi jika sebaliknya, yakni jika air kurang karena datangnya musim kemarau, maka harus dilakukan penambahan air, agar kecukupan bagi tanaman sawi senantiasa terpenuhi. Jika tidak terlalu panas, penyiraman dapat dilakukan sehari sekali, bisa pada pagi hari atau sore hari.

b. Perajangan , yaitu dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Penjarangan dilakukan setelah 2 minggu penanaman.

c. Penyulaman, yakni tindakan penggantian tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit dengan tanaman baru. Selain penyulaman, lakukan pula penyiangan sebanyak 2 - 4 kali selama masa tanam, atau disesuaikan dengan keberadaan gulma pada bedengan. Penyiangan dapat dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Jika dirasa perlu, pada saat melakukan penyiangan, lakukan pula penggemburan dan pengguludan tanah.

Selama proses pemeliharaan, perlu pula dilakukan pemupukan tambahan, yakni setelah 3 minggu masa tanam. Pupuk yang diberikan berupa pupuk urea sebanyak 50 kg untuk setiap hektar lahan. Cara pemupukan dapat dilakukan dengan melarutkan satu sendok teh (sekitar 25 gram) ke dalam 25 liter air. Larutan tersebut disiramkan di atas tanaman yang ada di bedengan seluas 5 m2 untuk setiap takaran.

Untuk menanggulangi hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi, seperti kumbang daun, ulat daun, dan penyakit busuk akar, dapat dilakukan secara mekanik. Usahakan untuk menghindari pemakaian pestisida. Jika terpaksa, usahakan dipakai 2 minggu sebelum panen.



F. PANEN DAN PASCA PANEN

Pada umur 40-50 hari dari umur semai, tanaman sawi sudah dapat dipanen. Untuk tanaman yang pertumbuhannya baik, disetiap satu hektar lahan dapat menghasilkan 1- 2 ton sawi hijau. Cara untuk memanen sawi ada beberapa macam,, yakni: memotong pangkal batang, mencabut seluruh tanaman, atau memetik daunnya satu per satu.

Beberapa aktifitas yang dilakukan pada pasca panen, diantaranya adalah:

1. Membawa hasil panen sesegera mungkin ke tempat yang teduh agar tidak cepat layu karena sinar matahari,

2. Bersihan sawi tersebut dengan membuang tanah yang melekat pada sawi atau dengan memotong bagian yang tidak penting, kemudian cucilah dengan menggunakan air guna memperpanjang kesegaran sawi,

3. Sortir hasil panen dengan membuang kotoran gulma serta sawi yang kurang baik,

4. Sawi yang telah disortir tersebut selanjutnya disusun dengan posisi berdiri, dan tidak terlalu rapat,

5. Beri percikan air secukupnya agar sawi tidak layu dan siap dipasarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar